Dalam kehidupan tak akan lepas
dari sebuah keyakinan, keyaninan yang di bawa ketika lahir, keyakinan yang
terus mengikuti perkembangan kehidupan. Keyakinan menghinggapi sebagian besar
manusia yang ada di bumi.
Ada dua keyakinan menurut saya,
pertama adalah Keyakinan tentang agama dan yang kedua adalah keyakinan yang
dibawa turun temurun dari pendahulu kita tanpa ada ikatan agama yang sering
disebut Mitos.
Hampir di setiap tempat, setiap
daerah memiliki mitos-mitos tersendiri, termasuk di Desa tempat aku tinggal,
Bagi saya Mitos itu sudah ada sejak lama, bahkan sebelum agama masuk, sebelum
agama menjama di setiap lubuk-lubuk hati mereka. Desa saya sangat kental dengan
Mitos-Mitos, bahkan setiap tempat yang mereka anggap kramat terdapat
Mitos-Mitos tertentu.
Saya bersama kawan-kawan konyol
saya yang berlebel agama islam juga masih percaya dengan Mitos, tapi Mitos yang
menguntungkan diri kami, sementara Mitos yang merugikan diri kami, kami tak
percaya sama sekali. Contohnya, ketika kami menjelajah di Gunung tertinggi jawa
yakni Semeru, kami dihadapkan dengan Tanjakan Cinta yang memiliki Mitos,
apabila kita bisa menapaki Tanjakan Cinta tanpa melihat kebelakang dengan
membayangkan orang yang kita suka, maka cinta kita untuk orang tersebut akan
terwujud atau tersampaikan. Kulihat kawan-kawanku berjalan kedepan dengan
serius, mereka tak menoleh kebelakang sedikitpun meski aku panggil-panggil nama
mereka, bahkan akupun percaya dengan Mitos Tanjakan Cinta itu. Itu contoh Mitos
yang menguntungkan, sementara Mitos yang merugikan, ini contohnya, ketika aku
sedang berjalan-jalan sore, muter-muter Desa naik motor dengan kawanku yang
kebetulan waktu itu usai pulang dari kuliahnya yang berada jauh di luar kota,
kami berhenti di suatu tempat, di tengah persawahan desa, tepatnya di tempat Batu
Yoni yang bentuknya seperti jamban dari peninggallan Hindu-Budha yang tercecer
dari candi yang ada di desaku, kami duduk-duduk santai diatas Batu Yoni
tersebut sambil bercerita tentang Kerajaan Majapahit dulu, ketika matahari
mulai tenggelam tiba-tiba ada salah seorang penduduk desa yang menghampiri kami
sambil marah-marah “Hai Nak, ngapain kamu duduk diatas batu itu, jangan kurang
ajar kamu, nanti kamu gak bisa buang air besar lo, kemarin ada tetangga saya
gak bisa buang air besar gara-gara duduk di batu itu”, “Iya pak” Jawab saya,
setelah orang itu pergi kami tertawa terbahak-bahak dan menganggap omongan
orang tadi hanya sebuah omong kosong belaka, meski Yoni ini sering di puja oleh
masyarakat sekitar tapi kami tetap tak percaya sama sekali dengan mitos yang
ada.
Bagiku Mitos bukanlah kenyataan
dari sebuah keyakinan, tapi mitos adalah metode yang diterapkan
pendahulu-pendahulu kita untuk melindungi maupun pendorong semangat hal-hal
yang mereka anggap berharga, agar tidak di jamah oleh tangan-tangan tak
bertanggung jawab.
Mitos di Desaku sangatlah kental,
tapi aku yakin lima sampai sepuluh tahun yang akan datang mitos-mitos itu akan
luntur dengan sendirinya seiring perkembangan zaman. Hisyam Noer, 15 Februari 2014
0 comments:
Post a Comment