Template by:
Free Blog Templates

Saturday, July 14, 2012

TERSIKSA PENGETAHUAN



Pengetahuan itu menyiksa, lebih baik aku tak tau daripada harus tau, lebih baik aku tak lihat daripada harus lihat dan lebih baik aku tak dengar daripada harus dengar, pengetahuan membatasi manusia dengan norma agama, norma budaya dan norma etika _ Omen

Berjalan diatas bara apai atau pedang atau menambal sepatu denga kakiku sendiri, lebih aku sukai daripada berjalan diatas kubur seorang muslim. Sama buruknya bagiku, buang hajat ditengah kubur atau buang hajat ditengah pasar (HR.Ibnu Majah)

Sebelas tahun yang lalu kalau tidak salah umur Omen sekitar 10 tahun, anak kecil itu hidup dalam keluarga yang sederhana dan penuh perhatian, masa kecil Omen digunakan untuk bermain tapi sayang dia tak di ijinkan bermain jauh-jauh dari rumahnya. Waktuknya dihabiskan bermain-main di Balai Desa yang jaraknya kurang lebih hanya 100 meter dari rumahnya. Kadang sesekali dia bermain di makam Nyamplung yakni tempat pemakaman yang ada di Desanya. Sepak bola, Voli atau mungkin berlari-larian, bersepeda diatas kuburan-kuburan orang yang tertidur lelap untuk selamanya.

Umur terus bertambah, pengetahuan Omen terus berkembang dan akhirnya dia tau tentang hukum, tentang adat, tentang aturan-aturan.

Suatu hari ketika Omen usai sholat jum’at, dia tak langsung pulang tapi malah tenger-tenger melihat ke arah makam tempat ia bermain dulu.

“Men, ayo mulih” Kata Lit tiba-tiba
“Sebentar” Jawab Omen
“Kenapa, malah nglihatin makam terus”
“Gak ada apa-apa”
“Kalau begitu ayo pulang”
“Sebentar toh, aku lagi mengenang waktu dulu bermain di makam itu”
“Oh dasar kau, ada-ada saja, kalau begitu gimana kalau bermain-main di makam lagi kayak dulu” Ajak Lit
“Nggak ah, aku takut” Jawab Omen
“Wong waktu kecil saja tak takut kok besar-besar takut”
“Guru agamaku waktu SMA pernah berkata seperti ini, barang siapa yang berada diatas kuburan seseorang (berdiri, menginjak-injak, duduk-duduk dal lain-lain) maka sama dengan dia berada di atas bara api beraka”
“Oh jadi pengetahuan itu yang membatasimu Men?”
“Ya, pengetahuan itu menyiksaku”
“Menyiksa? Bukankah malah membantumu lebih baik”
“Ada juga yang menyiksaku, kalau dulu aku senang banget bermain dimakam tapi sekarang makam itu terlihat menakutkan, aku tak bisa berlari-larian lagi tak bisa main sepak bola atau voli lagi”
“Oh itu toh”
“Dulu ketika aku masih kecil enak banget bermain kartu, yang kalah mesti bayar tapi sekarang aku tau kalau judi itu dilarang Negara terlebih agama” Kata Omen
“Tapi kamu tau agar lebih baik”
“Lebih baik aku tak tau”
“Kok bisa”
“Kalau aku tak tau dan melakukan kesalahan itu tak ada masalah, tak harus berurusan dengan dosa dan tuhan, tapi kalau sebaliknya yang terjadi, sudah kena pasal dari tuhan bisa-bisa kena pasal dari etika, budaya dan Negara”
“Oh dasar kau, ya sudahlah, ayo mulih disek, wes lesu wetengku” […] Cumpon