Template by:
Free Blog Templates

Friday, November 9, 2012

DUNIA TANPA SEKOLAH


Jujur judul di atas aku ambil dari sebuah buku karangan M.Izza Ahsin, judul yang sangat menarik, sedikit kata tapi berpuluh misteri makna yang terdapat di dalamnya. Bicara soal pendidikan aku tak bisa menutupi perasaanku yang berpandangan miring tentang pendidikan yang ada di Indonesia.

Dari kecil aku terdidik dalam dunia sekolah selama 14 tahun, mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Atas, Usai SMA aku malas untuk meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pasalnya pendidikan di sekolah yang ada di Indonesia membatasiku untuk bertingkah, ketika aku akan masuk sebuah Universitas, aku terkendala dana. Dari situlah aku memutuskan untuk tidak melanjutkan ke dunia pendidikan yang lebih tinggi, dengan catatan aku tetap belajar meski tidak bersekolah dan itu aku lakukan salah satunya dengan membaca buku-buku yang menurutku berguna.

Itu sekilas tentang diriku. Bicara pendidkan di Indonesia, menurutku pendidikan di Indonesia itu Monoton atau bisa di bilang membosankan, lebih banyak murid-murid yang merasakan ingin segera pulang dibandingkan dengan murid-murid yang merasakan ingin tetap di sekolah, begitu ada peluang keluar dari sekolah mereka (murid-murid yang tidak betah disekolah) langsung kabur, seperti yang sering saya temui sendiri di desa saya, setiap jam istirahat tiba kebanyakan murid-murid pada berkeliaran, ada yang bermain di warung kopi, ada yang bermain di Pasar dan juga bermain di Warnet, dan ketika jam pelajaran akan dimulai lagi, mereka baru kembali ke Sekolah, itu salah satu bukti mereka tak begitu nyaman disekolah.

Menurut pemerintah pendidikan formal itu 9 tahun, tapi menurutku pendidikan formal itu tak hanya 9 tahun melainkan seumur hidup, cara Pemerintah mengajak anak-anak bersekolah itu sudah bagus, mulai dari bantuan untuk keluarga tidak mampu, beasiswa bagi anak berprestasi, begitu juga dengan acara televisi yang tokoh utamanya sudah banyak memuat tentang anak sekolah, tapi bukan berarti upaya pemerintah itu tak ada kelemahannya. Pertama dari bantuan dana, kalau bisa bantuan dana tersebut secara langsung disalurkan kepada anak-anak yang kurang mampu dan berprestasi jangan lewat perantara karena Indonesia sangat terkenal dengan budaya sunat menyunat dana. Sementara untuk acara televisi yang memuat anak sekolah itu sudah bagus cuma backgroundnya jangan menggunakan kaum kaya karena akan membawa pengaruh kepada penonton untuk mengikuti gaya yang ada dalam film tersebut, yang ada malah sekolah sambil beradu kemewahan.

Menoleh sedikit tentang sekolah alam, dimana sekolah itu proses belajar mengajarnya berada di alam bebas, sekolah seperti inilah yang menurutku cocok buat anak Indonesia, mereka bisa merasakan suatu suasna baru yang membuat mereka lebih rileks, dan nyaman. Sekolah yang tak hanya berisi tentang materi-materi umum tapi juga dihiasi dengan aktifitas seperti Outbond dan ilmu sains. Sekolah alam ini menurutku adalah alternativ bagi anak-anak yang bosan atau yang malas belajar, bosan dengan aktifitas sekolah yang pada umumnya hanya mencatat terus atau mendengarkan guru mendongeng terus.

Dengan berada di alam, anak-anak didik jadi lebih enjoy, jarang bosan dengan situasi panas yang biasa membekap mereka dalam kelas, mereka bisa merasakan sebuah kebebasan, bebas berekspresi, bebas mengutarakan pendapat, belajar juga lebih nyaman tanpa terbekap situasi panas yang biasa mereka rasakan dalam kelas, mungkin kalau disekolah anak-anak konglomerat di tiap kelasnya sudah terpasang AC tapi bagaimana dengan sekolah yang ada di desa, misalnya sekolah yang berada di pinggiran desa pesisir.

Sebenarnya inti dari tulisanku ini ingin mengatakan “DUNIA TANPA SEKOLAH bagiku tak masalah asal jangan DUNIA TANPA PENDIDKAN” Sekian Terimakasih […] Hisyam.Noer






Saturday, September 29, 2012

JELANG KOMPETISI, KEADAAN MEMANAS

Usai bulan Agustus ternyata tak membuat semangat-semangat masyarakat daerah terutama daerah Bancar untuk merayakan hiburan dalam memperingati hari kemerdekaan republik indonesia dengan berbagai bentuk salah satunya yang belum usai, ada juga yang baru akan terlaksana yakni pagelaran kompetisi sepak bola antar kampung.
Setelah bertahun-tahun tak mendapatkan undangan akibat terkenal akan keras watak dan suporter yang arogan, akhirnya Desa mBulu kini mendapatkan undangan lagi untuk mengikuti kompetisi sepak bola yang akan diadakan olah desa tetangga dan untuk kali ini tuan rumah adalah Desa Sedandang mulai pada tanggal 4 September 2012.
Dusun Bulu Banjarjo terdengar kabar akan di wakili dua tim, pertama adalah Tim Tango yakni tim yang terdiri dari para orang tua dan kalau dilihat dari usianya udah waktunya mereka untuk gantung sepatu dan tim kedua adalah Tim yang terdiri dari anak-anak muda hasil dari pemberontakan dari tim-tim kawakan sebelumnya yang ada di desa amis ini yakni Tim Bajak Laut.
Kompetisi belum dimulai tapi suasana sudah mulai panas di Desa Bulu, terutama di Bulu Banjarjo, mulai dari pemain Tango yang mengambil pemain Bajak Laut, pemain-pemain pilar Bajak Laut mulai di tarik ke tim Tango, sementara tim Bajak Laut awalnya merasa minder akibat ulah Tim Tango yang mengambil pemain pilar Bajak Laut dan ada yang menyatakan ingin mengundurkan diri untuk tidak ikut kompetisi, setelah anggota Tim Bajak Laut saling bertemu akhirnya mereka sepakat untuk ikut meski kondisinya pincang.
Kedua masalah dana, dari Tim Tango terdengar kabar bahwa telah mendapatkan dana dari karang taruna, sementara Bajak Laut harus merangkak mencari dana dan tak ada sepeser uang pun dari desa yang masuk ke kantong kas Bajak Laut. Dan masalah ini yang membuat orang-orang Tim Bajak Laut harus memutar otak lebih cerdas dalam mencari dana.
Kata salah seorang pemain Bajak Laut "Kami bisa berdiri sendiri tanpa dana dari desa", dilihat dari tekat mereka mereka benar-benar serius akan menghadapi turnamen ini, dan masalah pemain pilar Bajak Laut yang ditarik Tim Tango ini ucapan tegas dari seorang pemain "Kami tak butuh orang-orang bermental juara, kami butuh orang-orang yang memiliki loyalitas untuk tim dan satu lagi, kami siap kalah 50-0 tapi hasil dari jerih payah kami sendiri daripada harus bersembunyi dalam tameng-tameng emas" [...] Cumpon

Saturday, September 15, 2012

SINOPSIS "OMEN SLUMAN SLUMUN SLAMET"


Buku pribadi ke 3 karya Nur Hisyan ini menceritakan seorang anak bernama Omen yang tolol dan sering di remehkan oleh orang sekitar, tapi pemikirannya patut dipertimbangkan daya analisisnya cukup tajam, dengan bermodal pengetahuan agama yang pas-pasan Omen berani menerapkan konsep-konsep yang kadang dianggap konyol, bahkan sebagian sahabatnya sudah menganggap bahwa Omen itu gila.

Walaupun dianggap gila Omen terus berdalih dengan konsep-konsepnya, Omen seorang anak pesisir yang mencoba mengubah gaya pemikirannya lebih meluas tak terpaku hanya dalam satu titik saja.

Saturday, September 1, 2012

GENJER-GENJER


Lagu itu tak mempunyai agama juga tak mempunyai ideology [Pak Joko]

25 Pebruari 2012, pagi itu aku tak sibuk di depan computer seperti biasa, aku pergi kesebuah bengkel yang tempatnya terletak di terminal Pasar Layur Bulu, inilah tempat keduaku menghabiskan waktu selain didepan komputer, ku lihat banyak banget pelanggan bengkel ini dan aku lihat temanku yang satu ini rajin mengerjakan seorang diri, sekitar satu jam aku Cuma bisa delongop melihat melihat temanku sedang tawuran dengan oli, baut adan alat-alat bengkel lain dan akhirnya aku putuskan untuk pergi.

Masih dalam satu wilayah terminal, aku menyambangi temanku yang lain yang lagi sibuk mengatur kendaraan yang sedang parker tapi cuma lima menit aku disini dan langsung minggat. kemudian  berhenti ditoko servis elektronik, Pak Udin itu nama pemiliknya sekaligus masih dulurku. Berjam-jam aku berada ditempat pak udin ini, dia bercerita banyak mulai dari proyek pasar yang ada didepan tempatnya sampai bercerita maha guruku dibidang tapak suci.

Aku takpeduli dengan proyek pasar karena aku sendiri sudah tau seluk beluknya, Pak Udin ngocros bercerita tentang guru tapak suciku, mataku mecicil melihatnya ketika dia mengatakan “Wong iku mantan pejuang PKI tus”, aku yang penasaran terus bertanya ke Pak Udin.

Tak puas dengan jawaban Pak Udin aku langsung menghubungi guruku lewat pesan SMS, yang ingin aku tanyakan adalah masalah lagu Genjer-Genjer sak krunguku itu lagunya para PKI.

 “Pak, Tau lagu genjer-genjer, iku sopo seng gawe?” Tanya aku lewat SMS.

“Ada dua versi yang menciptakan. Pertama adalah Muhammad Arif dari Banyuwangi yang kedua Ki Narto Sabdo, dalang terkenal dari semarang, lalu di aransemen ulang oleh Muhammad Arif, lagu genjer-genjer terkenal ketika masuk rekaman oleh penyanyi Lilis Suryani dan Komedian sekaligus penyanyi Bing Slamet.” Jawabnya.

“Soale ngertiku Bing Slamet, la Intinya apa pak?” tanyaku lagi

“Intinya sangat mudah ditangkap, yaitu sebuah keprihatinan atas nasib rakyat yang mengalami penderitaan karena suatu penjajahan, baik penjajahan sendiri ataupun bangsa asing terutama penjajahan jepang kala itu, Syam ngerti genjer-genjer iku opo?” Tanya balik dia ke aku.

“Gak ngerti, setaukulagu genjer-genjer iku lagu waktu PKI” Jawabku

“Yang aku tanyakan bukan lagunya tapi kata-kata genjer iku opo?” Tanya dia lagi

“Tok internet tak delok kok artine, tumbuhan yang hidup di rawam, kayak dau talas dan enak dimakan”. Itu jawabku
“Iyo, genjer ora bedo karo kangkung tanaman yang tumbuh liar dan bias dikonsumsi” jelas pria berambut gondrong itu

“Wing inane koncoku nyanyi lagu iku la enek wong tuwo muni ngene, ojo uripno lagu iku, tak pateni lo, la dari situ aku penasaran, tros waktu aku delok film, lagu iku muncul bareng karo kemunculane PKI.” Balas aku.

“Perlu dipahami dulu apa motivasi wong kuwi” balas dia

“tapi kenapa rata-rata masyarakat menganggap lagu genjer-genjer iku lagune PKI?”  Tanya aku

“Muhammad Arif iku anggota lekra salah satu underbrow PKI, tapi genjer-genjer ga ono hubungane karo PKI, lagu hanyalah lagu, lagu itu tak mempunyai agama juga tak punya Ideologi, dadi yen arep nyanyi genjer-genjer yo ora masalah. Yen masyarakat nganggep ngono yo gak masalah, pancen masyarakate yoora ngerti, masyarakat Indonesia sam pai detik ini masih terlalu lugu untuk ditipu, dibodohi dan di jajah.” Jawabnya

Belum sempat aku membalas SMSnya dia mengirim SMS lagi yang mengatakan  “Masyarakat Indonesia didudohno ae ije lholak-lholok meneh ga didudohno”.

“ Oh gitu,, makasih pak atas penjelasannya” balas aku.

Saturday, July 14, 2012

TERSIKSA PENGETAHUAN



Pengetahuan itu menyiksa, lebih baik aku tak tau daripada harus tau, lebih baik aku tak lihat daripada harus lihat dan lebih baik aku tak dengar daripada harus dengar, pengetahuan membatasi manusia dengan norma agama, norma budaya dan norma etika _ Omen

Berjalan diatas bara apai atau pedang atau menambal sepatu denga kakiku sendiri, lebih aku sukai daripada berjalan diatas kubur seorang muslim. Sama buruknya bagiku, buang hajat ditengah kubur atau buang hajat ditengah pasar (HR.Ibnu Majah)

Sebelas tahun yang lalu kalau tidak salah umur Omen sekitar 10 tahun, anak kecil itu hidup dalam keluarga yang sederhana dan penuh perhatian, masa kecil Omen digunakan untuk bermain tapi sayang dia tak di ijinkan bermain jauh-jauh dari rumahnya. Waktuknya dihabiskan bermain-main di Balai Desa yang jaraknya kurang lebih hanya 100 meter dari rumahnya. Kadang sesekali dia bermain di makam Nyamplung yakni tempat pemakaman yang ada di Desanya. Sepak bola, Voli atau mungkin berlari-larian, bersepeda diatas kuburan-kuburan orang yang tertidur lelap untuk selamanya.

Umur terus bertambah, pengetahuan Omen terus berkembang dan akhirnya dia tau tentang hukum, tentang adat, tentang aturan-aturan.

Suatu hari ketika Omen usai sholat jum’at, dia tak langsung pulang tapi malah tenger-tenger melihat ke arah makam tempat ia bermain dulu.

“Men, ayo mulih” Kata Lit tiba-tiba
“Sebentar” Jawab Omen
“Kenapa, malah nglihatin makam terus”
“Gak ada apa-apa”
“Kalau begitu ayo pulang”
“Sebentar toh, aku lagi mengenang waktu dulu bermain di makam itu”
“Oh dasar kau, ada-ada saja, kalau begitu gimana kalau bermain-main di makam lagi kayak dulu” Ajak Lit
“Nggak ah, aku takut” Jawab Omen
“Wong waktu kecil saja tak takut kok besar-besar takut”
“Guru agamaku waktu SMA pernah berkata seperti ini, barang siapa yang berada diatas kuburan seseorang (berdiri, menginjak-injak, duduk-duduk dal lain-lain) maka sama dengan dia berada di atas bara api beraka”
“Oh jadi pengetahuan itu yang membatasimu Men?”
“Ya, pengetahuan itu menyiksaku”
“Menyiksa? Bukankah malah membantumu lebih baik”
“Ada juga yang menyiksaku, kalau dulu aku senang banget bermain dimakam tapi sekarang makam itu terlihat menakutkan, aku tak bisa berlari-larian lagi tak bisa main sepak bola atau voli lagi”
“Oh itu toh”
“Dulu ketika aku masih kecil enak banget bermain kartu, yang kalah mesti bayar tapi sekarang aku tau kalau judi itu dilarang Negara terlebih agama” Kata Omen
“Tapi kamu tau agar lebih baik”
“Lebih baik aku tak tau”
“Kok bisa”
“Kalau aku tak tau dan melakukan kesalahan itu tak ada masalah, tak harus berurusan dengan dosa dan tuhan, tapi kalau sebaliknya yang terjadi, sudah kena pasal dari tuhan bisa-bisa kena pasal dari etika, budaya dan Negara”
“Oh dasar kau, ya sudahlah, ayo mulih disek, wes lesu wetengku” […] Cumpon

Monday, June 25, 2012

NGACENG

Masa lalu boleh najis tapi masa depan tetap suci ~ Kang Dol
Masa lalu boleh lembek tapi masa depan tetap ngaceng ~ Omen

Ngaceng, mungkin semua terasa asing dengan bahasa yang satu ini, tapi tidak bagi anak Jawa Timur, buat anak bulu bahasa ini sudah sangat akrab dalam pikiran, tapi kebanyakan tak berani menggembor-gemborkan bahasa ini, kebanyakan menilai bahasa ini Saru (Kasar dan Keliru) kotor dan jijik, jadi tak pantas untuk di ucapkan, kalau orang Bulu bilang itu bahasa Delomor, Delodok, Kurang Ajar.

Berbeda dengan Omen bahasa yang satu ini sudah menjadi mainan sehari-hari, sudah menjadi bumbu disetiap ucapannya, pernah Omen mengirimkan pesan SMS ke teman cewek SMAnya yang berisi.

"Masa lalu boleh lembek tapi masa depan tetap ngaceng" kata Omen
"He, Omonganmu kurang ajar" Balas temannya

Omen tak membalas SMS temannya tadi tapi Omen bergumam sendiri.

"Aku yang kurang ajar atau mereka yang tak pernah diajarkan mengartikan kata-kata" kata Omen

Suatu hari ketika Omen lagi asik main jejaring sosial facebook, kebetulan waktu itu sedang ditemani Mas pandi. Omen cengingisan usai mengomentari status temannya yang isinya masalah nikah, dan isi komen tersebut seperti ini.

"Kalau sudah ngaceng dengan benar, monggo kalau mau menikah tapi kalau belum bisa ngaceng dengan benar, ojo kessu" kata Omen
"Wong kok nek komen isine Ngocang-ngaceng ae" sahut Mas Pandi dengan tiba-tiba
"Gak apa-apa kan?"
"Yo gak apa, tapi saru, bahsamu delodok" kata Mas pandi
"Tergantung yang ngartikan, Kalau yang mengartikan pikirannya berbau cabul, ya cabul nantinya, kalau yang ngartikan delodok ya delodok nantinya" Bantah Omen
"Tapi umumnya kan begitu"bantah Mas pandi
"Yang umum belum tentu yang bener"
"Kalau menurut kamu kata-kata itu gimana Men?"
"Ngaceng dalam pengartianku sendiri itu berarti tegak, siap, tegas dan berani, jadi komentarku itu berarti kalau sudah siap jiwa raga, monggo nikah tapi kalau belum siap coba dipikir lagi" jelas Omen
"Oh begitu to, la kalau kamu ditawari untuk nikah saat ini gimana jawabmu?" kata Mas Pandi
"Aku belum bisa ngaceng dengan benar, masih bengkong" jawab Omen
"Kwkwkwk... ada ada saja kamu" Kata Mas Pandi
"Jadi jangan langsung menilai itu cabul, jangan langsung menilai itu porno atau jangan menilai itu jelek, jangan mentang-mentang umumnya baik, terus dinilai baik, begitu juga sebaliknya" kata Omen lagi
"Tapi Umumnya kan begitu Men" Bantah Mas Pandi
"Ikan Kambing itu umumnya enak, buktinya disaat Idul Qurban banyak yang nyate kambing tapi ada juga yang ngrasakan tidak enak yakni bagi penderita darah tinggi" Jelas Omen
"Wah berarti kamu sama kayak penderita darah tinggi itu, kamu penyakiten"
"Eh.. jangan salah, kalau semua mengartikan delodokdelomor, kotor, berarti aku kebalikan dari itu, berarti otak ku bersih dan sehat"
"Wah koen ngece aku Men?"
"Hahahaha..." [...] Cumpon

Thursday, June 14, 2012

Sapaan Akrab Para Sahabat




            Manusia dilahirkan di dunia dengan nama yang melekat seumur hidupnya. Nama itulah yang membedakan antara yang satu denga yang lain, walau kadang ada yang namanya sama, kesamaan itu biasanya terdapat pada sapaanya tapi bukan dinama lengkapnya.
            Unik adalah sesuatu yang aku cari dalam hidupku karena unik berarti langkah dan langkah berarti mewah atau megah. Bangku kelas IX sudah tak terasa kami singgahi dalam proses pembelajaran, tak aku duga di kelas IX kami kedatangan satu murid baru tapi berwajah lama bagiku, anak pindahan dari Solo, dia teman SD aku dulu, si raja jail itu julukan yang aku berikan waktu SD. Dialah Muhlisin atau lebih terkenalnya disapa dengan Blawus.
            Ada suatu keunikan dalam sapaan di kelas kami, Nur Sulikhin atau sering di panggil cak cing, Solikin atau dipanggil Gandol yang berarti bergelantungan, Batomi atau Toler julukan ini diberikan karena Batomi bertubuh tinggi yang hampir 2 meter, panjangnya diisyaratkan seperti layaknya ikan Toler yang panjang, Budi atau Gonggo anak ini berkepala agak besar sehingga sering disamakan dengan hewan yang bernama Gonggo, hewan berkepala besar berkaki seribu yang apabila disentuh akan melingkar seperti hewan Tergiling, Dwi atau pendek sapaan ini diberikan karena dia memang bertubuh pendek, Nur Udin yang sering disapa Brodin, sebutan ini diberikan karena dia hobi banget dengan lagu dangdut dan namanyapun hampir mirip dengan Brodin, Muhlisin anak baru yang masuk ini sering disapa dengan sebutan Blawus, yang berarti tidak pernah mandi sebutan ini diberikan karena anaknya yang berkulit hitam jadi beberapa kalipun mandi ya tetap seperti itu anaknya, tapi kadang dia juga jarang mandi jika berangkat sekolah, Bayu atau si Blonceng, kepalanya yang agak lonjong yang mirip dengan buah Blonceng lah yang membuat dia mendapatkan gelar itu. Semetara aku teman – teman sering memanggilku Cumpon yang berarti sedikit.
            Begini awal mula ceritanya, ini semua terjadi gara – gara kelereng dan temanku si Gandol, tepatnya di Balai Desa Banjarjo, sepulang sekolah, sehabis makan siang aku membuka lemariku, bukan untuk mengambil pakaian atau sepatuku tapi untuk mengambil kelerengku, permainan ini biasa aku lakukan sepulang sekolah bersama teman – temanku. Aku keluar rumah berlari menuju Balai Desa, di Balai Desa Gandol dan teman – teman sudah menunggu.
            “Ayo main” kataku
            “Lama sekali kau” sahut salah satu temanku
            “Maaf” jawabku lagi
            Permainan dimulai, aku melihat kelereng yang dibawa teman – temanku banyak sekali ada yang membawa satu botol Aqua, ada juga yang membawa 20 butir. Sementara aku cuma membawa 5 butir, sudah begitu setiap aku kalah dengan teman akrabku seperti Gandol dan disuruh bayar kadang aku minta bonus.
            “Hai Nur kau kena, ayo bayar” kata Gandol
            “Bonuslah” jawabku dengan santai
            “Apaan itu bonus, kalau begini caranya kapan aku menang” sahut Gandol
            “Bonuslah kawan punyaku cuma sedikit” aku mejelaskan sambil merayu Gandol
            “Kamu bawa kelereng berapa?” tanya Gandol
            “5 butir” dengan enteng aku menjawab
            “Apaan itu 5 butir, dasar Cumpon” kata Gandol kepadaku
            Aku hanya tersenyum malu, tapi Gandol terus mengataiku.
            “Cumpon, Cumpon, jangan main dengan Nur dia cuma bawa kelereng sedikit, dasar  Cumpon” Teriak Gandol ke teman - teman.

            Dari situlah julukan itu melekat dalam tubuh ini. Nama yang unik, bagiku itu sebutan yang menarik, gelar yang indah diberikan Gandol kepadaku. Keunikan nama – nama yang kami sandang ini tidak membuat kami untuk saling mencaci atau saling bermusuhan satu sama lain tapi justru membuat kami saling akrab satu sama lain. Gelar – gelar konyol yang melekat dalam diri kami ini adalah simbol persahabatan kami.

Friday, April 27, 2012

GRONGGONG

Kosong...
Tergelincir dalam skenario alam
Terhempas....
Ngetan yo ngetan, ngulon yo ngulon
Tapi tak bisa merobohkan

Terus... terus... dan terus berlalu
Merendah.... menurun dan tenang
Tuhan, engkau masukkan malaikat apa dalam jiwaku
Hampir aku lupa dengan segalanya

Tuhan, engkau mengembangkan jiwaku
dan menyiutkan ragaku
Uang, Kedudukan apalagi Cinta
Seakan Najis untuk di ingat

Aku bersyukur..
Tuhan, engkau beri aku sesuatu yang tak ada di orang lain

Biarkan malaikatmu
Terus berada dalam jiwaku
Ketenangan ini yang aku tunggu

By : HISYAM.NOER

Saturday, April 14, 2012

MANGAN YO MANGAN TAPI OJO KABEH-KABEH DIPANGAN

Bulu, tanah bumi yang satu ini terkenal dengan produk-produk amisnya, bau amis bulu merasuk keseluruh tubuh dari setiap bayi yang tangisannya menggema terdengar seantero Bulu, menandai bahwa bayi itu telah siap beramis-amisan dengan apapun yang ada dibulu.

Kurang lebih selama 21 tahun aku bertempat di Bulu tanpa sekalipun beranjak keluar desa untuk mencari ketenangan, ketika dulu aku masih berusia 6-7 tahun aku habiskan waktu-waktuku untuk bermain-main, ada petak umpet, Gobak Sodor dan permainan paling moderen waktu itu adalah Monopoli.

Memasuki usia 17 tahun ke atas permainan 10 tahun yang lalu udah jarang aku temui bahkan mungkin telah punah, sekarang yang sering aku temui adalah Monopoli Pemerintahan.

Dari tahun ke tahun dalam bidang pembangunan Bulu aku acungi jempol, Mulai dari Boom Bulu, Pembangunan POLINDES Banjarjo, Pasar Hewan Bulujowo, sampai Pasar Baru Banjarjo, tapi masyarakat Bulu bukanlah masyarakat yang ngerti sego mateng keplok-keplok, terutama yang aku jumpai disekitar tempat tinggal ku, yakni di Desa Banjarjo, masyarakatnya terbilang kritis, jangan mentang-mentang diberi bangunan baru terus masyarakat langsung bilang terimakasih tapi dicari dulu dari mana sumber dana tersebut.

POLINDES Banjarjo hasil dari dana PNPM 2011 dan yang menjadi tanda tanya sampai sekarang adalah dana yang dibuat untuk mendirikan Pasar Baru Banjarjo yang berada di sebelah selatan Terminal Banjarjo, dana itu yang terus diusut sampai sekarang oleh anggota BPD.

Dari info yang saya dengar, dari salah satu anggota BPD kalau dana itu adalah dana misterius, sampai-sampai dia sempat berteriak seperti ini "Mangan yo mangan tapi ojo kabeh-kabeh dipangan". Tapi kalau mendengar kata-kata itu ada benarnya juga, pasalnya aku sendiri pernah disuruh mindah foto usaha kecil milik masyarakat Banjarjo dan diatas foto itu kalau tak salah bertuliskan Usaha Sampingan SPP, aku juga sempat menegurnya dengan nada guyon "ga usahaku iki ae seng mbok gawe data, nek ora jaluk tak geceki ke".

Jum'at 13 April 2012 kemarin juga sempat ada rapat Rembuk Deso yang dihadiri oleh Perwakilan Masyarakat Desa, Pemerintah Desa, LKMD dan BPD, tapi aku tak tau pasti entah mereka hadir semuanya atau tidak, bahkan bisa jadi Anthek-antheke deso gak ada yang datang, mereka lebih memilih ndelik daripada harus ngurusi ocehan-ocehan yang menurut mereka tak ada gunanya.

Pembangunan pasar baru ini akan terus diusut sampai sejelas mungkin, Dapat dana darimana?, Kenapa Rakyat Sampai Tidak Tau?, Kenapa Juga Pamong Desa tak tau?, kalau memang mau buat kejutan untuk masyarakat harusnya para pengurus desa tau tentang proyek ini.




Kalau awalnya sudah ceker maka akhirnya juga akan ceker.
Sebelum jadi pemimpin yang baik maka jadilah rakyat yang baik terlebih dahulu.

JANGAN MENTANG-MENTANG DIBERI WEWENANG
TERUS BERBUAT SEWENANG-WENANG