Template by:
Free Blog Templates

Wednesday, September 24, 2014

ORANG MISKIN DILARANG KULIAH



Mungkin judul dari tulisan ini hampir mirip dengan judul buku best seller karangan Wiwid Prasetyo, kalau ada yang bertanya, Sengaja?, saya jawab iya saya sengaja membuatnya hampir mirip. Dalam buku karya Wiwid Prasetyo menggambarkan kisah nyata seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga miskin tapi hak untuk pintar terbatasi oleh biaya.
 
Beberapa hari yang lalu saya sempat di singgung teman saya yang sedang sibuk sibuknya menyelesaikan tugas skripsi kuliahnya.

“Syam, andai kamu kuliah mungkin sekarang kamu sudah lulus ya?” 

“Mungkin” ku balas dengan aku iringi senyuman
“Seandainya kamu kuliah dan lulus, kira-kira apa yang akan kamu lakukan Syam?”
“Gak tau, mungkin akan mengasingkan diri saja di dalam kamar, hehehe”
“Lo, kok gitu, kira-kira pekerjaan apa yang akan kamu ambil”
“Gak tau juga, sekarang saya Tanya balik, setelah ini kamu lulus terus kamu mau apa? Mau bekerja apa?”
“Aku juga gak tau Syam”
“kamu yang benar-benar kuliah saja tak tau, tapi bukankah kata orang-orang kuliah adalah salah satu cara untuk menjamin hidup lebih baik terutama dalam hal ekonomi?”
“Gak tau Syam, kalau menurutmu kuliah itu apa Syam?”
“Aku tak tau pasti, aku juga iri dengan mereka-mereka yang bisa kuliah, tapi aku sekarang jauh lebih bangga gak kuliah daripada harus kuliah”
“Kok gitu, alasannya apa?”
“Kalau aku Kuliah mungkin Bajak Laut Football Club gak akan pernah ada, mungkin Coretan Tiang Bulu juga gak akan pernah ada, bukannya bermaksud sombong tapi peletakan batu pertama dua komunitas itu aku sendiri, tapi sejujurnya aku masih ngiri dengan anak-anak kuliah, rasa iri saya lama kelamaan tertutupi dengan kebersamaan anak-anak Bajak Laut Football Club dan Coretan Tiang Bulu”
“Bagus, hebat kamu Syam”
“Itu Cuma kebetulan kok, kamu bisa bikin yang jauh lebih hebat daripada apa yang saya lakukan sekarang ini, secara kamu seorang anak kuliahan yang jauh lebih kaya ilmu dan kaya akan pengalaman”
“Buktinya aku tak bisa apa-apa gini”
“Sebenarnya kamu mampu, Cuma kamu kurang yakin dengan kemampuan yang kamu miliki”
“Kenapa sih Syam kamu dulu gak kuliah saja”
“Aku pingin kuliah, dulu aku ingin melanjutkan pendidikan saya (kuliah) di Malang, aku bertekad andai aku bisa melanjutkan kuliah saya di malang, aku gak akan kembali ke rumah sebelum aku mendapatkan pekerjaan di sana, tapi ternyata aku gak dapat restu dari orang tua”
“Lo memangnya kenapa??”
“Orang tuaku merasa tak mampu membiayaiku untuk kuliah di Malang, mereka merasa pendapatan ekonomi mereka belum cukup untuk menyekolahkan dan mencukupi kebutuhan anaknya di kota besar, seperti di  Malang. Tapi aku sadar dengan alasan mereka, aku juga sadar kalau orang miskin sepertiku iki tak pantas untuk kuliah, terutama di universitas di kota-kota besar”
“Lantas kenapa kamu tak kuliah di kota kelahiranmu saja”
“Sejak orang tuaku memutuskan aku tak boleh kuliah di Malang, sejak itupun aku memutuskan untuk tak akan kuliah dimanapun, termasuk di universitas tempat aku tinggal dan memutuskan berhenti untuk melanjutkan sekolah, Tapi aku tak berhenti untuk belajar, aku terus belajar lewat buku-buku yang aku beli Gramedia maupun lewat internet yang kini mulai marak di Desaku”
“Jarang lihat orang sepertimu, tidak sekolah masih tetap belajar”
“Dunia tanpa sekolah itu silahkan, asal jangan dunia tanpa pendidikan. Perasaan kecewaku karena aku tak bisa kuliahpun berdampak positif, aku mulai sedikit peduli dengan anak-anak sekitar yang berpotensi tapi selalu disisihkan karena tingkat sekolah mereka rendah, dan dari situlah Bajak Laut Football Club  muncul dan beberapa tahun kemudian lewat usulan sahabat-sahabat yang berada jauh di luar Desa akhirnya Coretan Tiang Bulu terlahir juga, dua komunitas ini adalah Guru saya yang baru, saya belajar banyak hal dari sini”
“Setelah sekian lama kamu berhenti untuk tidak melanjutkan studymu, sekarang saya tanya, masihkah perasaan kamu ingin kuliah di Malang Syam?”

“Malang tetap jadi impian saya untuk mencari ilmu dan masalah kuliah saya sudah bertekad untuk berhenti tak akan melanjutkan study saya sejak orang tua saya menyatakan tak bisa membiayai saya kuliah waktu itu, saya sudah dapat universitas hebat untuk belajar, Bajak Laut Football Club dan Coretan Tiang Bulu adalah tempat kuliah yang cocok buat saya dengan fakultas-fakultas lengkap beserta dosen-dosen yang hebat, aku belajar banyak hal  disini, belajar merangkul orang dengan berbagai macam ribuan karakter, belajar bersosialisasi, belajar berbagi, belajar berjiwa nasionalisme, tapi meski aku merasa belajar banyak hal, aku tetap iri dengan anak-anak kuliah tak akan aku pudarkan rasa iri ini terhadap mereka agar aku bisa tetap belajar dan bersaing bersama mereka”
“Kamu hebat Syam, tekadmu besar dan semoga kamu sukses”
“Terima kasih” Hisyam Noer, 25 September 2014