Template by:
Free Blog Templates

Friday, July 11, 2014

PIYE KABARE? ENAK JAMANKU TO?


Piye kabare? Enak jamanku to?, mungkin jutaan mata rakyat Indonesia pernah melihat tulisan ini, dan juga tercerna dengan baik dalam otak sebagian besar penduduk rakyat Indonesia, terutama mereka yang hidup di zaman modern seperti saat ini.

Kata-kata yang bersanding dengan foto Presiden Soeharto menjadi perhatian khusus bagi saya, awalnya saya menganggap kata-kata ini hanya sekedar lelucon yang dibuat oleh teman-teman seniman kreatif, tapi ternyata kata-kata ini berisi pesan khusus, kata-kata yang biasa saya temui di stiker-stiker dan bak truk ini berisi perbandingan nasib bangsa antara zaman Presiden Soeharto dan Presiden-Presiden sesudahnya.

Sisihkan dulu kata-kata itu, mari beralih ke Pemilu 9 Juli 2014 kemarin. Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf kalla. Sejak saya mendapatkan hak memilih baru kali ini saya merasakan pemilu pembodohan, kedua Capres dan Cawapres bertingkah seperti anak kecil. Dari mendia Satu bilang Capres Boneka dan yang satu bilang Capres Penculik, ini menunjukkan bahwa kedua kubu tak ada kedewasaan sama sekali, kalau Indonesia di pimpin orang-orang yang yang tak dewasa terus mau jadi apa Indonesia?.

Lontaran kata-kata terus beradu, kedua kubu saling mengutarakan hujatannya lewat media, media berubah menjadi teroris kelas kakap, media sebagai sumber kepercayaan ribuan mata rakyat Indonesia kini berubah menjadi teroris handal, memanaskan persaingan, mengadu kubu satu dengan kubu lain, kenapa gak sekalian saja persiapkan ring tinju dan pertarungkan kedua kubu di dalam ring tinju, satu bilang berita itu bohong, satu juga bilang bohong, belum apa-apa rakyat Indonesia sudah di bohongi.

Ada dua Poin menurut saya untuk Indonesia lebih baik pertama pengamalan UUD 45 Pasal 34 ayat 1 berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara” dan Pasal 33 ayat 3 berbunyi Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Sekarang kita kembali ke kata “Piye kabare? Penak jamanku toh?”, sekali lagi, kata yang bersanding dengan foto Presiden Soeharto ini seakan memberikan pesan tersendiri di hati ribuan masyarakat Indonesia, terkenang baik dalam sebagian besar hati rakyat Indonesia. Perlu saya acungi jempol buat masa pemerintahan Presiden Soeharto, menurut pandangan saya beliau berhasil mengamalkan UUD 45 Pasal 34 ayat 1, dimana kesejahteraan rakyat menjadi pilihan utama buatnya.

Menanggapi soal kinerja Presiden Soeharto, Maftukin selaku DPRD di kota saya berkata “Silahkan mau beli leopard, Silahkan mau beli Honda Jazz, atau pesawat tempur tercanggih sekalipun, tapi semua itu akan terasa sia-sia jika kesejahteraan rakyat di abaikan, sedangkan yang dilakukan Presiden Soeharto lebih memilih untuk menyantuni masyarakat dibandingkan harus membeli kendaraan tempur maupun kendaraan Negara yang lain dan hasilnya Presiden Soeharto lebih di kenang dimasyarakat”

“Rakyat tidak akan menanyakan uang untuk menyantuni rakyat itu datangnya darimana, yang penting rakyat merasa tersantuni oleh Negara” Tambahnya lagi

Ada benarnya apa yang di katakana DPRD barusan, tapi sangat di sayangkan Presiden Soeharto tak bisa mengamalkan UUD 45 Pasal 33 ayat 3, kekayaan alam Negara Indonesia hampir keseluruhan di kuasai Negara asing, bahkan Freeport tambang emas terbesar di duniapun ikut di komando Negara asing.

Jika dibandingkan dengan Presiden-Presiden Indonesia sesudahnya, mungkin Presiden Soeharto lebih unggul dalam hal mensejahterakan rakyat, biarpun Presiden SBY berhasil membeli Leopard maupun kendaraan canggih sekalipun, tapi Presiden SBY belum mendapat apresiasi lebih dari masyarakat, sementara untuk Presiden 2014/2019 mendatang, jika kedua kubu masih terus bergelut dengan permasalahan-permasalahan yang tak jelas maka bersiaplah Indonesia akan terbelah menjadi Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Indonesia saat ini seperti flm komedi dan penontonya adalah Negara-negara lain yang siap masuk untuk menguras kekayaan Negara. Hisyam Noer Untuk Pilpres 2014