Bicara soal pemerintahan mungkin
sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mulai geram, terutama geram atas
janji-janji mereka sewaktu kampanye, janji yang senantiasa mereka koar-koarkan sebagian
besar hanya isapan jempol belaka, ada yang bilang ingin mensejahterakan rakyat
tapi malah harga BBM dinaikkan, ada yang ingin pro pemuda tapi nyatanya juga mereka
tak dapat tempat untuk andil di Pemerintah, ada yang ingin berbaur dengan
masyarakat tapi nyatanya mereka tak transparasi, dan akhirnya geram masyarakat
merasakan semua ini, termasuk saya, apalagi pemerintah yang pada awal proses
penjabatannya mengeluarkan uang banyak demi melancarkan ego mereka untuk
menjadi pemimpin.
Di skala yang paling kecil yakni
pemerintahan Desa mungkin banyak kita temui bentuk-bentuk penyimpangan yang
terjadi, terutama penyimpangan dalam penyebaran bantuan-bantuan dari pusat
untuk rakyat miskin baik itu berupa sembako maupun berupa uang, rata-rata salah
sasaran, setiap kali ditanyakan selalu beralasan data yang digunakan itu data
tahun-tahun lalu, kalau sudah tau data yang digunakan adalah data tahun lalu
kenapa tidak disetiap tahunnya dilakukan pendataan, ini bukti pemerintah tidak
sungguh-sungguh memperjuangkan rakyatnya terutama rakyat miskin.
Di skala kecil yakni pemerintah
Desa, masyarakat menganggap rata-rata yang ngeyel, rewel dan susah di atur itu
perangkat desa, banyak yang menganggap bahwa mereka itu adalah mafia-mafia yang
dilegalkan oleh Negara. Setiap kali meminta perijinan, pembuatan surat, stempel
maupun tanda tangan mereka berubah menjadi pengemis-pengemis jalanan atau perampok
kelas atas dengan alasan untuk administrasi desa, kalau memang benar untuk
administrasi desa kenapa ada desa yang tak punya khas desa sama sekali, ironis sekali.
Mereka di beri wewenang oleh
rakyat untuk mengkoordinasi lingkupnya, baik itu Desa, Kecamatan, Kabupaten,
Provinsi, dan juga Negera tapi wewenang mereka berubah menjadi sewenang-wenang,
mempermainkan rakyat, mengadu domba rakyat, memboikot rakyat, asal mereka tau
mereka di bayar dari uang rakyat, mereka di bayar dari pajak-pajak rakyat, dari
hasil rakyat. Di sebuah pemerintahan, rakyat adalah raja dan pemerintah adalah
babu karena yang gaji pemerintah adalah rakyat. Pemerintah bertugas untuk mengayomi
rakyatnya bukan malah merampok rakyatnya. Memberi tanda tangan, ataupun stempel
itu memang sudah menjadi tugas pemerintahan, mereka di gaji rakyat salah satu
tugasnya untuk memberikan stempel dan tanda tangan kepada rakyat, bukan malah
merampok rakyat.
Banyak saya temui
kejanggalan-kejanggalan dalam pemerintahan terutama pemerintahan desa, gambaran
pada benak saya berharap suatu saat nanti system pemerintahan desa di ganti. Ganti
kepala desa ganti perangkat desa dan semoga saja ada Undang-undang yang
mengatur tentang pemecatan terhadap perangkat desa maupun kepada desa yang
bertindak nyeleweng.
Indonesia ini Negara semu, dia
tak pernah ada, yang ada hanya Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Irian Jaya
dan pulau-pulau kecil yang bersanding menyatu diantara mereka yang besar. Semoga
segala yang semu, segala yang tak terlihat, pembodohan, penipuan,
penyelewengan, segera tampak nyata dimata masyarakat Nusantara. Jaya Raya Negaraku, Jaya Raya Bangsaku.
0 comments:
Post a Comment