Template by:
Free Blog Templates

Saturday, September 1, 2012

GENJER-GENJER


Lagu itu tak mempunyai agama juga tak mempunyai ideology [Pak Joko]

25 Pebruari 2012, pagi itu aku tak sibuk di depan computer seperti biasa, aku pergi kesebuah bengkel yang tempatnya terletak di terminal Pasar Layur Bulu, inilah tempat keduaku menghabiskan waktu selain didepan komputer, ku lihat banyak banget pelanggan bengkel ini dan aku lihat temanku yang satu ini rajin mengerjakan seorang diri, sekitar satu jam aku Cuma bisa delongop melihat melihat temanku sedang tawuran dengan oli, baut adan alat-alat bengkel lain dan akhirnya aku putuskan untuk pergi.

Masih dalam satu wilayah terminal, aku menyambangi temanku yang lain yang lagi sibuk mengatur kendaraan yang sedang parker tapi cuma lima menit aku disini dan langsung minggat. kemudian  berhenti ditoko servis elektronik, Pak Udin itu nama pemiliknya sekaligus masih dulurku. Berjam-jam aku berada ditempat pak udin ini, dia bercerita banyak mulai dari proyek pasar yang ada didepan tempatnya sampai bercerita maha guruku dibidang tapak suci.

Aku takpeduli dengan proyek pasar karena aku sendiri sudah tau seluk beluknya, Pak Udin ngocros bercerita tentang guru tapak suciku, mataku mecicil melihatnya ketika dia mengatakan “Wong iku mantan pejuang PKI tus”, aku yang penasaran terus bertanya ke Pak Udin.

Tak puas dengan jawaban Pak Udin aku langsung menghubungi guruku lewat pesan SMS, yang ingin aku tanyakan adalah masalah lagu Genjer-Genjer sak krunguku itu lagunya para PKI.

 “Pak, Tau lagu genjer-genjer, iku sopo seng gawe?” Tanya aku lewat SMS.

“Ada dua versi yang menciptakan. Pertama adalah Muhammad Arif dari Banyuwangi yang kedua Ki Narto Sabdo, dalang terkenal dari semarang, lalu di aransemen ulang oleh Muhammad Arif, lagu genjer-genjer terkenal ketika masuk rekaman oleh penyanyi Lilis Suryani dan Komedian sekaligus penyanyi Bing Slamet.” Jawabnya.

“Soale ngertiku Bing Slamet, la Intinya apa pak?” tanyaku lagi

“Intinya sangat mudah ditangkap, yaitu sebuah keprihatinan atas nasib rakyat yang mengalami penderitaan karena suatu penjajahan, baik penjajahan sendiri ataupun bangsa asing terutama penjajahan jepang kala itu, Syam ngerti genjer-genjer iku opo?” Tanya balik dia ke aku.

“Gak ngerti, setaukulagu genjer-genjer iku lagu waktu PKI” Jawabku

“Yang aku tanyakan bukan lagunya tapi kata-kata genjer iku opo?” Tanya dia lagi

“Tok internet tak delok kok artine, tumbuhan yang hidup di rawam, kayak dau talas dan enak dimakan”. Itu jawabku
“Iyo, genjer ora bedo karo kangkung tanaman yang tumbuh liar dan bias dikonsumsi” jelas pria berambut gondrong itu

“Wing inane koncoku nyanyi lagu iku la enek wong tuwo muni ngene, ojo uripno lagu iku, tak pateni lo, la dari situ aku penasaran, tros waktu aku delok film, lagu iku muncul bareng karo kemunculane PKI.” Balas aku.

“Perlu dipahami dulu apa motivasi wong kuwi” balas dia

“tapi kenapa rata-rata masyarakat menganggap lagu genjer-genjer iku lagune PKI?”  Tanya aku

“Muhammad Arif iku anggota lekra salah satu underbrow PKI, tapi genjer-genjer ga ono hubungane karo PKI, lagu hanyalah lagu, lagu itu tak mempunyai agama juga tak punya Ideologi, dadi yen arep nyanyi genjer-genjer yo ora masalah. Yen masyarakat nganggep ngono yo gak masalah, pancen masyarakate yoora ngerti, masyarakat Indonesia sam pai detik ini masih terlalu lugu untuk ditipu, dibodohi dan di jajah.” Jawabnya

Belum sempat aku membalas SMSnya dia mengirim SMS lagi yang mengatakan  “Masyarakat Indonesia didudohno ae ije lholak-lholok meneh ga didudohno”.

“ Oh gitu,, makasih pak atas penjelasannya” balas aku.

0 comments:

Post a Comment