Ketika masih sebesar biji otak belum mengenal arti
Hanya sebatas apa yang dia rasakan
Biji tumbuh menjadi bibit-bibit kecil
Dan
Otak mulai mengenal tentang arti
Roh mulai mencari jati diri
Tumbuh, tumbuh dan tumbuh
Tergenang oleh siraman
Nietzsche, Emha Ainun Najib dan juga celotehan-celotehan anak jalanan
Tumbuh besar mulai nakal
Mengobrak-abrik tatanan yang sudah ada
Tak hanya tatanan pemerintahan atau pun struktur organisasi
Bahkan kadang mencoba membolak balikkan tatanan tuhan
Puncaknya ketika waktunya serigala menggonggong
Bolam air yang sudah tergenang dalam pelupuk mata
Akhirnya netes juga di kegelapan malam
Merintih, menangis kesakitan
Terdapat luka jiwa yang sangat dalam
Tak hanya tatanan pemerintahan atau pun struktur organisasi
Bahkan kadang mencoba membolak balikkan tatanan tuhan
Puncaknya ketika waktunya serigala menggonggong
Bolam air yang sudah tergenang dalam pelupuk mata
Akhirnya netes juga di kegelapan malam
Merintih, menangis kesakitan
Terdapat luka jiwa yang sangat dalam
Banjir dengan darah-darah kemunafikan
Tuhan masikah engkau menganggap aku hambamu
Masikah engkau sudi jadi tuhanku
Tuhan, bolehkah aku menangisi hari kemarin
Atau
Aku harus tegar menatap jalan yang sudah kau siapkan
BY : HISYAM.NOER (COEMPON)
Tuhan masikah engkau menganggap aku hambamu
Masikah engkau sudi jadi tuhanku
Tuhan, bolehkah aku menangisi hari kemarin
Atau
Aku harus tegar menatap jalan yang sudah kau siapkan
BY : HISYAM.NOER (COEMPON)
0 comments:
Post a Comment